Kamis, 10 Maret 2016

Panji Semirang


Ekspedisi Pamalayu adalah sebuah diplomasi melalui operasi kewibawaan militer[1] yang dilakukan Kerajaan Singhasari dibawah perintah Raja Kertanagara pada tahun 1275–1286 terhadap Kerajaan Melayu di Dharmasraya di Pulau Sumatera.

Observe
Perempuan dan laki laki lengkap dengan pakaian adat sriwijaya

Reverse
Treta Yuga
dilambangkan dengan seseorang yang membawa sapi dan sauh

Description
Diameter : 95 mm
Thickness : 2 mm
Weight : 103,08 grams
Material : bronze

Kemungkinan Besar gobog ini menggambarkan dan menceritakan perjodohan Dara petak dan Raden Wijaya ...

Pararaton[6] menyebutkan bahwa pasukan Pamalayu yang berangkat tahun 1275 akhirnya pulang ke Jawa sepuluh hari setelah kepergian bangsa Mongol tahun 1294[7].

Menurut catatan Dinasti Yuan, Kaisar Khubilai Khan mengirim pasukan Mongol untuk menyerang kerajaan Singhasari tahun 1292. Namun, Singhasari ternyata sudah runtuh akibat pemberontakan Jayakatwang. Pasukan Mongol kemudian bekerja sama dengan Raden Wijaya penguasa Majapahit untuk menghancurkan Jayakatwang.

Sesudah itu, Raden Wijaya ganti mengusir pasukan Mongol dari Pulau Jawa. Kepergian pasukan yang dipimpin Ike Mese itu terjadi pada tanggal 23 April 1293. Jadi, pemberitaan Pararaton meleset satu tahun. Dengan demikian, kepulangan pasukan Pamalayu tiba di Jawa sekitar tanggal 3 Mei 1293.

Dan selanjutnya kedua orang putri Melayu tersebut, Raden Wijaya sebagai ahli waris Kertanagara mengambil Dara Petak sebagai istri, dan menyerahkan Dara Jingga kepada seorang dewa. Di mana dari Dara Petak lahirlah nantinya Jayanagara raja Majapahit penganti Raden Wijaya.

Sedangkan Dara Jingga kemudian melahirkan seorang anak laki-laki bernama Tuhanku Janaka atau Mantrolot Warmadewa yang identik dengan Adityawarman[8], yang kemudian hari menjadi raja di Malayapura. Adityawarman sendiri mengaku sebagai putra Adwayawarman. Nama ini mirip dengan salah satu nama pengawal yang mengantar arca Amoghapasa sebelumnya, yaitu Adwayabrahma yang menjabat sebagai Rakryan Mahamantri. Jabatan ini merupakan jabatan tingkat tinggi dalam pemerintahan Singhasari. Mungkin istilah dewa dalam Pararaton merujuk kepada jabatan ini.

Namun ada pendapat lain terutama dari Prof. Uli Kozok yang mengatakan bahwa anak dari Dara Jingga tersebut adalah yang bernama Akarendrawarman.

Ensiklopedia

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ekspedisi_Pamalayu

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Awatara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar