Jumat, 11 Maret 2016

Arjuna Wiwaha

Observe
Arjuna dan Syiwa

Batara Siwa bersemayam selaku ardhanarīśwara 'setengah pria, setengah wanita' di atas bunga padma. Arjuna memujanya dengan suatu madah pujian dan yang mengungkapkan pengakuannya terhadap Siwa yang hadir dalam segala sesuatu. Siwa menghadiahkan kepada Arjuna sepucuk panah yang kesaktiannya tak dapat dipatahkan; namanya Pasupati. Sekaligus diberikan kepadanya pengetahuan gaib bagaimana mempergunakan panah itu. Sesudah itu Siwa lenyap.

Reverse
Tengah Arjuna memperbincangkan, apakah sebaiknya ia kembali ke sanak saudaranya, datanglah dua apsara 'makhluk setengah dewa setengah manusia', membawa sepucuk surat dari Indra; ia minta agar Arjuna bersedia menghadap, membantu para dewa dalam rencana mereka untuk membunuh Niwatakawaca. Arjuna merasa ragu-ragu, karena ini berarti bahwa ia lebih lama lagi terpisah dari saudara-saudaranya, tetapi akhirnya ia setuju. Ia mengenakan sebuah kemeja ajaib bersama sepasang sandal yang dibawa oleh kedua apsara, dan lewat udara menemai mereka ke kahyangan batara Indra. Ia disambut dengan riang gembira dan para bidadari merasa tergila-gila. Indra menerangkan keadaan yang tidak begitu menguntungkan bagi para dewa akibat niat jahat Niwatakawaca. Raksasa itu hanya dapat ditewaskan oleh seorang manusia, tetapi terlebih dahulu mereka harus menemukan titik lemahnya.

Kakawin Arjunawiwāha (aksara Bali: Kakawin Arjunawiwaha-aksara Bali.png; Jawa: ꦏꦏꦮꦶꦤ꧀ꦄꦂꦗꦸꦤꦮꦶꦮꦲ) adalah kakawin pertama yang berasal dari Jawa Timur. Karya sastra ini ditulis oleh Mpu Kanwa pada masa pemerintahan Prabu Airlangga, yang memerintah di Jawa Timur dari tahun 1019 sampai dengan 1042 Masehi. Sedangkan kakawin ini diperkirakan digubah sekitar tahun 1030.

Kakawin Arjunawiwaha memiliki sebuah manggala.
Berikut adalah manggala beserta terjemahannya dalam bahasa Indonesia.

Manggala
1. Ambek sang paramārthapaṇḍita huwus limpad sakèng śūnyatā,

Batin sang tahu Hakikat Tertinggi telah mengatasi segalanya karena menghayati Kehampaan[1],

Tan sangkèng wiṣaya prayojñananira lwir sanggrahèng lokika,

Bukanlah terdorong nafsu indria tujuannya, seolah-olah saja menyambut yang duniawi,

Siddhāning yaśawīrya donira sukhāning rāt kininkinira,

Sempurnanya jasa dan kebajikan tujuannya. Kebahagiaan alam semesta diperihatinkannya.

santoṣâheletan kelir sira sakèng sang hyang Jagatkāraṇa.

Damai bahagia, selagi tersekat layar pewayangan dia dari Sang Penjadi Dunia.

2. Us.n.is.angkwi lebûni pâdukanirâ sang hyang Jagatkâran.a

Hiasan kepalaku merupakan debu pada alas kaki dia Sang Hyang Penjadi Dunia
Manggeh manggalaning miket kawijayan sang Pârtha ring kahyangan
Terdapatkan pada manggala dalam menggubahkan kemenangan sang Arjuna di kahyangan

Ensiklopedia

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kakawin_Arjunawiw%C4%81ha

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Barong_Bali


Tidak ada komentar:

Posting Komentar